Banda Aceh, TAG - Ribuan lelaki berbadan tegap dengan rambut cepak. Mereka didampingi
ratusan perempuan memasuki bagian timur Lapangan Blang Padang di Kota Banda
Aceh. Dipandu seekor gajah bergading panjang menjulang, mereka menuju tengah lapangan yang luasnya sekitar delapan hektar. Pakaiannya warna-warni
cerah, khas adat Aceh.
Perlahan berjalan setapak demi setapak, tanpa alas kaki. Kepala para
lelaki diikat kain warna-warni, sedangkan kaum perempuan yang berada di baris
terdepan dipadu jilbab ketat untuk menutupi sanggul.
Mereka lalu bersimpuh di rumput becek karena pada malam harinya hujan
deras mengguyur Banda Aceh. Diiringi lantunan syair-syair Aceh penuh semangat
para lelaki dan wanita yang tak lain adalah prajurit TNI Kodam Iskandar Muda
dan istrinya atau ibu-ibu Persit itu mulai beraksi, menari Saman – tarian
tradisional Aceh yang telah terdaftar di UNESCO sebagai heritage dunia.
Tarian Saman adalah sebuah tarian tradisional dari Kabupaten Gayo Lues
untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair yang
diperdengarkan biasanya dalam bahasa Arab dan Gayo atau Aceh. Tarian ini
diciptakan Syekh Saman, ulama besar Gayo pada zaman dulu untuk menyiarkan agama
Islam melalui tarian sehingga syairnya sarat pesan agama dan nasihat.
Hentakan tangan, gelengan kepala dan goyangan badan dimainkan serentak
oleh para prajurit seperti layaknya penari profesional. Tidak terlihat kaku
dari tubuh-tubuh kekar tentara itu. Mereka leluasa melentur badannya serentak.
Beberapa kali terdengar tepuk tangan dari ribuan warga yang memadati pinggir
lapangan. Mereka beraksi sekitar 15 menit melenggak lenggok badan, menghentak
tangan dan gerakan lain sambil duduk.
Tidak terlihat canggung ketika para prajurit itu menggerak-gerakkan
badannya. Gerakan mereka sama dan serentak. Tak ada yang terantuk kepala saat
gerakan mereka makin cepat. Tangan-tangan mereka diangkat dan ditepuk ketika
penari lain menunduk kepala sehingga Saman juga dikenal sebagai tarian seribu
tangan.
Senyum sumringah terus terpancar dari wajah-wajah prajurit TNI yang
terlibat dalam aksi kolosal hari Rabu itu. Meski rumput becek dan pakaiannya kotor, tak
membuat mereka kurang bersemangat untuk mempersembahkan penampilan terbaiknya,
karena pertunjukan Saman secara massal ini menjadi rekor dunia dari Museum
Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Usai performa tarian Saman yang diikuti lebih 3.000 personel prajurit
TNI serta para istrinya, dilakukan penyerahan piagam terpecahnya rekor dunia MURI karena sebelumnya rekor itu dipegang oleh sekitar 1.000 remaja yang
menari Saman di taman Monumen Nasional (Monas) Jakarta, tujuh bulan silam. Piagam
itu diserahkan oleh Damian Awan Raharjo, Deputi Manager MURI pada Panglima
Kodam Iskandar Muda, Mayjen Adi Mulyono.
Damian yang ditanya wartawan usai penyerahan rekor dunia dari MURI
kepada Kodam Iskandar Muda menyatakan pertunjukan prajurit TNI ialah prestasi membanggakan karena rekor MURI terpecahkan di Aceh, provinsi yang
memiliki tarian Saman.
“Dengan pemberian rekor dunia MURI, kita sebenarnya ingin memotivasi
semua pihak untuk menyelamatkan berbagai ragam budaya Indonesia dari
kepunahan,” katanya. “Sebagai contoh tarian Rapa’i Geleng dari Aceh Selatan
terancam punah. Untuk itu, kita berharap dengan adanya pemberian rekor MURI
bisa mengangkat ragam budaya Indonesia yang jumlahnya sangat banyak.”
Kol. Inf. Anton Nugroho, ketua panitia kegiatan itu mengatakan bahwa
jumlah mereka yang dilibatkan dalam tarian kolosal itu terdiri dari 2.525
prajurit dan 500 istri personel TNI Kodam Iskandar Muda. Tarian massal
itu digelar sebagai bagian dari peringatan HUT Kodam Iskandar Muda ke-54 tahun.
“Mereka latihan di kesatuan masing-masing selama sebulan dibantu pelatih tarian Saman profesional. Lalu dalam seminggu terakhir, mereka
berlatih secara massal di lapangan ini untuk memadukan gerakan agar sama,” kata
Anton yang mengaku sangat puas atas kesuksesan event kolosal tersebut.
Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Adi Mulyono mengatakan alasan utama pihaknya memainkan tarian saman secara kolosal adalah “untuk memberi image
kepada orang luar bahwa Aceh sudah benar-benar aman dan kondusif.”
“Kita berharap melalui pertunjukan ini akan banyak orang yang datang ke
Aceh sehingga bisa mensejahterakan masyarakat daerah ini,” tambahnya.
Apalagi, Pemerintah Kota Banda Aceh telah mencanangkan tahun 2011
sebagai visit Banda Aceh Year. Diharapkan akan banyak turis dalam dan luar
negeri yang datang ke Aceh. Selain menawarkan wisata tsunami, Pemerintah Banda
Aceh kini gencar mempromosikan ibukota Provinsi Aceh itu sebagai lokasi kunjungan wisata Islami.
Adi mengaku pihaknya siap membantu Pemerintah Kota Banda Aceh, mempromosikan wisata di daerah ini. "Bila diminta untuk mengulangi
penampilan tarian Saman secara massal pada peringatan enam tahun tsunami, kami
siap," katanya menanggapi wartawan yang bertanya soal kemungkinan aksi
prajurit TNI itu ditampilkan lagi pada 26 Desember mendatang.
Hanidar, seorang istri prajurit TNI yang ikut menari secara massal itu
mengaku sempat gugup saat memasuki tengah lapangan. “Saya deg-degan juga karena takut
nanti tidak bisa sama gerakannya. Tapi syukurnya, kami bisa memainkan dengan
baik dan sempurna,” katanya. “Saya benar-benar bangga karena kami bisa pecahkan
rekor MURI.”
Serka Nelson mengaku bangga karena rekor dunia MURI berhasil dipecahkan
oleh prajurit TNI. “Kami tidak begitu mengalami kesulitan karena persiapannya
cukup lama,” katanya. “Saya sangat senang sekali bisa terlibat dalam pertujukan
massal ini.”[]
Kala Tentara Bersaman Ria
Reviewed by theacehglobe
on
December 23, 2010
Rating:

No comments: